Friday, June 8, 2007

Kisah Wasiat Dari Soetarjo Darmosarkoro

Dengan sawab Pare Anom
Merenung posisi orang ua
Di hari-hari terakhi dalam hidupnya
Dengan semboya wasiat

Saya sudah tidak mempunyai apa-apa
Tetapi
Saya telah mendapatkan segalanya

”Saya Sudah Tidak Mempunyai Apa-apa”
Saya sudah tidak mempunyai jabatan, pekerjaan maupun pendpatan. Harta waisan saya yang tidak seberapa nilainya, telah saya hibahkan kepada anak-anak. Istri saya dan anak sulung saya telah mendahului saya menghadap Sang Khalik.

Tetapi

”Saya Telah Mendapatkan Segalanya”
Jika pernyataan tersebut dikaji dari sudut: akhlak, budaya, pengabdian masyarakat, amal dan masa tua anak-anak sendiri, maka dapatlah saya simpulkan:
anak-anak dan cucu-cucu telah dapat menjaga nama baik dari keluarga Darmosarkoro, yang bahkan dihargai dan disegani di kalangan pergaulan dan profesinya.
anak-anak dan menantu-menantu telah menjalankan ibadah haji. Bahkan cucu-cucu telah menjalankan ibadah umroh mereka.
anak-anak berhasil meraih posisi DOKTOR (PhD) di Universitas di Newcastle Upon Tyne, Inggris, gelar tertinggi di bidang pendidikan formal, ditambah dengan gelar kehormatan GURU BESAR (PROFESOR) di Universitas Gadjah Mada, Jogjakarta. Mereka telah menjabat di posisi-posisi penting di instansi pendidikan nasional yang nilai teknis maupun pengabdiannya cakupannya bertaraf nasional, dan bukan yang hanya bersifat lokal.
Menantu-menantu semuanya adalah sarjana-sarjana. Mereka semua berprofesi dan berhasil dengan kinerja mereka yang konsisten.
Cucu-cucu sudah bergelar sarjana dan berkiprah di tempatnya masing-masing.
dalam hidup bermasyarakat, mereka telah melakukannya dengan cara kultural dan agamis yang baik dan dengan melaksanakan darma amal yang dapat dibanggakan.
Meskipun harta kekayaan mereka tidak seberapa nilainya, tetapi kiranya akan cukup untuk membantu menopang kehidupan mereka di hari tua mereka, setelah pensiun, secara mandiri.
Kondisi fisik dan psychis saya, meskipun telah mencapai umur 85 tahun, masih relatif baik, berkat melaksanakan prinsip hidup mandiri, tidak memanjakan diri. Daya penglihatan saya masih baik, tidak harus menggunakan kaca mata untuk membaca. Pendengaran saya cukup tajam, daya reflex saya masih kuat. Tekanan darah saya dinyatakan baik, tidak ada keluhan cholesterol, maupun asam urat. Kadar gula darah cukup rendah (normal).
Dalam kondisi seperti yang saya sebutkan di muka, dari butir 1 hingga 7, hari-hari saya kan saya jalani dengan pegangan: SI-MA-TU-PANG, Siang Malam Tunggu Panggilan, dari Tuhan Y.M.E., dengan rasa SYUKUR dan IKHLAS. (Soetarjo Darmosarkoro, 2007)

No comments:

Google search

Google